Minggu, 26 Februari 2012

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah pada hari senen tanggal 12 Robiul Awwal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran beliau ini lebih dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada waktu itu terjadi suatu peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan bergajah menyerbu Mekkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Pasukan gajah itu dipimpin oleh Abrahah. Gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Tetapi pasukan besar itu akhirnya hancur binasa karena diserang oleh beribu-ribu burung Ababil yang menjatuhkan batu panas di atas mereka. Beberapa bulan setelah sebuah tentara gajah itulah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

 
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan Yatim karena ayahnya, Abdullah meninggal dunia kira-kira 7 bulan sebelum beliau lahir. Ketika beliau lahir, kakeknya yaitu Abdul Muthalib memberi nama Qustam : Namun ibunya, Aminah, berkata kepada Abdul Muthalib : ”Dalam mimpiku aku diperintahkan untuk memberi nama Muhammad.” maka Abdul Muthalib pun mengumumkan nama cucunya itu dengan nama Muhammad. Masyarakat Arab Quraisy merasa heran karena nama itu tidak lazim dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Ketika di tanya tentang hal itu, Abdul Muthalib menjawab : ”Aku berharap agar ia dipuji Tuhan di langit dan dipuji manusia di bumi”. (Dalam bahasa Arab, Muhammad artinya orang yang terpuji (dipuji)).

 
Menurut kebiasaan orang-orang Arab, anak yang baru lahir itu disusui dan diasuh oleh wanita kampung dengan maksud agar mendapat udara segar, udara desa yang bersih serta pergaulan masyarakat desa yang sangat baik bagi pertumbuhan anak-anak. Selain itu agar dapat berbicara bahasa Arab dengan fasih, karena bahasa arab yang digunakan dikalangan masyarakat desa masih murni. Nabi Muhammad yang masih bayi pun diserahkan perawatannya kepada Halimah binti Abi Dhu’aib (Halimatus Sa’diah) seorang ibu susu yang berasal dari Bani Sa’ad. Halimah merupakan satu-satunya wanita (ibu susu) yang bersedia membawa Muhammad, ibu-ibu susu yang lain tidak mau membawanya karena ia anak yatim, dianggap tidak mempunyai ayah yang dapat diharapkan uangnya.Halimah mau membawa Muhammad dengan harapan medapatkan berkah dari Allah karena ia menolong anak yatim. Dan benar saja, berbagai keajaiban ditemuinya setelah Muhammad bersamanya. Misalnya : Air susu Halimah yang tadinya sudah kering menjadi deras, keledai yang lemah berubah menjadi kuat dan unta yang sudah tua dan kurus ternyata mampu memberikan banyak susu. Nabi Muhammad tinggal dilingkungan Bani Sa’ad selama 5 tahun. Setelah itu Halimah menyerahkannya kembali kepada ibunya.

 
Kemudian, ketika Muhammad berusia 6 tahun, ibunya mengajak ke Madinah untuk diperkenalkan dengan sanak saudaranya. Sesampainya di Madinah, ibunya mengajak berziarah ke makam ayahnya. Tetapi ketika sampai di desa Abwa, ibunya jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Kemudian beliau (Muhammad) dibawa pulang ke Mekkah oleh Ummu Aiman, budak yang dengan setia menemani dan turut mengasuh Muhammad. Setelah itu Nabi Muhammad berada dibawah pengasuhan kakeknya selama 2 tahun. Kakeknya meninggal dunia ketika beliau berusia 8 tahun. Kemudian pengasuhan beliau beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Ketika diasuh oleh Abu Thalib itulah Nabi Muhammad terbiasa bekerja keras seperti mengembala kambing, sebab pamannya itu termasuk golongan ekonomi pas-pasan.

 
Sejak masih bayi, Nabi Muhammad sudah memperlihatkan keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bayi-bayi lain. Keistimewaan-keistimewaan itu merupakan sebagian dari tanda-tanda kenabian Muhammad. Tanda-tanda kenabian itu antara lain sebagai berikut :

 
1.      Keajaiban - keajaiban yang menimpa Halimah ketika membawanya untuk disusui dan diasuh.

2.      Pertumbuhan  badan yang sangat cepat, yaitu pada usia 5 bulan Muhammad sudah pandai berjalan, usia 9 bulan sudah pandai berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah mengembala kambing.

3.      Anak-anak Halimah sering mendengar suara-suara yang memberikan salam kepada Muhammad SAW dengan ucapan : ”Assalamualika ya Muhammad”, padahal mereka tidak melihat seorangpun.

4.      Anak Halimah, yaitu Dimrah, pernah melihat Muhammad didatangi dua orang (Malaikat) yang kemudian membelah dadanya dan mencucinya dengan air yang mereka bawa.

5.      Ketika berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak Muhammad berdagang ke Negeri Syam (Suriah). Kafilah (rombongan) mereka selalu dinaungi oleh awan, sehingga terhindar dari terik matahari yang menyengat. Awan itu menarik perhatian seorang pendeta kristen bernama bahira (Buhaira) yang kemudian setelah bertamu, ia meyakini Muhammad sebagai calon Rasul terakhir dan berpesan kepada Abu Thalib agar hati-hati menjaganya.

 
Ketika  Muhammad berusia 12 tahun, terjadi peperangan besar antar suku Arab yang dikenal dengan perang Fijar. Beliau ikut dalam perang tersebut sebagai pengumpul mata panah yang dilemparkan oleh musuh, kemudian menyerahkannya kepada pamannya. Pada perang itulah beliau menyaksikan banyak korban berjatuhan, sehingga muncul inisiatif dalam dirinya untuk membentuk komite perdamaian. Maka, ketika beliau berusia 20 tahun beliau memperkasai berdirinya komite perdamaian yang dinamakan Hilful Fudhul,

 
Melalui Hilful Fudhul ini, sifat kepemimpinannya mulai tampak dan namanya makin harum dikalangan masyarakat Mekkah. Beliau kemudian terkenal sebagai orang yang terpercaya karena kejujurannya, sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin (orang yang terpercaya) Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah seorang janda kaya pada usia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun. Kemudian menjelang usianya yang ke 40 tahun, Nabi SAW sering berkhalwat (menyepi) di goa Hira yang terletak disebuah bukit bernama Jabal Nur (sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Makkah). Beliau melakukan ini karena merasa sangat prihatin dengan keadaan masyarakat Arab yang menyembah berhala. Pada tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 611 M) ketika Nabi SAW sedang berkhalwat di Goa Hira, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah SWT. Wahyu yang pertama kali turun ini adalah Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 yang menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul (utusan) Allah.

 

·        Adapun surat AL-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)

 

            Dibandingkan dengan para Nabi dan Rasul pendahulunya, Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa keistimewaan yang tidak mereka miliki. Adapun keistimewaan – keistimewaan tersebut sebagai berikut :

 

1.   Nabi Muhammad SAW disebut dalam Al-Qur’an sebagai Khatamun Nabiyyin atau Nabi Penutup. Ini artinya, tidak akan ada lagi sesudah beliau (Nabi Muhammad SAW) seorang Rasul (Nabi) pun. Tepatnya, tidak ada lagi Nabi dan Rasul sesudah Nabi Muhammad SAW karena beliau adalah Nabi dan Rasul terakhir.

 

·        Perhatikan Firman Allah SWT :


”Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi ia adalah Rasul Allah dan Penutup para Nabi... ”(QS. AL-Ahzab : 40)

 

·        Hadist Nabi SAW :


”Akan muncul dari tengah umatku 30 pendusta semuanya mengaku menjadi Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi (baru) sesudahku. Dan akan senantiasa ada sekelompok dalam umatku yang berada diatas kebenaran.” (HR. Abu  Daud dan Ahmad)

 

·        Dan hadist Nabi dari Abu Hudzaifah berikut ini, bersabda Rasulullah SAW : ”Dalam umatku ada 27 pendusta dan pembohong, 4 diantara mereka adalah perempuan. Dan sesungguhnya aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi sesudah ku.” (HR. Thahawi)

 

Jadi, kalau ada orang-orang, kelompok, golongan yang ngotot mengatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Nabi. Dan Ahmad Musaddaq al Khadzdzab adalah seorang Nabi, apakah mereka tidak pernah membaca Qur’an khususnya surat AL-Ahzab ayat empat puluh? Dan Hadist – hadist Nabi tersebut diatas yang cukup populer yang diriwayatkan oleh Imam – imam ahli hadist yang keshahihan hadistnya tidak diragukan yaitu Imam Abu Daud, Imam Ahmad dan Imam Thahawi? Sungguh, penulis tidak habis mengerti dengan jalan pikiran orang-orang itu. Pinter, kebelinger, pendusta !
 

            Tetapi justru dengan munculnya para Nabi palsu adalah merupakan suatu bukti akan kebenaran Nabi Muhammad SAW dan adalah suatu bukti kedustaan Nabi-nabi palsu tersebut.
 

·        Perhatikan Hadist Nabi SAW berikut ini :

”Tidak akan terjadi kiamat hingga muncul para pendusta dan pembohong sekitar 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya adalah utusan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 
Diantara Nabi –nabi palsu tersebut adalah : Musailamah al Kadzdzab dari Yamamah yang dibunuh oleh pasukan Abu Bakar r.a. Al-Aswad al Ansi di Yaman yang juga dibunuh oleh para Sahabat r.a. Thulaihah Ibnu Khuwailid yang kemudian rujuk kembali kepangkuan Islam. Sajjah seorang dukun wanita yang dinikah oleh Musailamah dan bertobat setelah terbunuhnya Musailamah. Di zaman Tabi’in muncul al-Mukhtar al Tsaqafi. Kemudian di zaman akhir muncul di Iran Mirza Abbas yang mati tahun 1309 H. Di India Mirza Ghulam Ahmad yang mati mengenaskan setelah mubahalah dengan seorang ulama ahlu sunnah. Di Indonesia muncul hia Eden dan Ahmad Musaddeq. (Nama-nama Nabi palsu tersebut di kutip dari majalah Islam Qiblati, edisi 03 tahun III 12-2007 (11-1428 H) halaman 12.)


                  2.   Ajarannya bersifat universal. Artinya, ajaran yang beliau (Nabi SAW) bawa berlaku sepanjang masa dan tidak terbatas untuk kaum atau bangsa tertentu seperti Rasul-rasul yang lain.

 

·        Firman Allah SWT :

”Katakanlah hai Muhammad, ”Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.....” (QS. Al-A’raf : 158)

 

·        Dan Firman-Nya :

”Tidaklah Aku (Allah) mengutus (Muhammad) kecuali untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya : 107)

 

3.      Nabi Muhammad SAW mendapat mu’jizat terbesar, yaitu Kitab suci Al-Qur’an.

4.      Selain itu beliau juga memiliki beberapa mu’jizat lain, antara lain sebagai berikut :

a.      Dapat memanggil pohon sehingga pohon itu berjalan mendekat.

b.     Dapat membelah bulan

c.      Dapat mengeluarkan air dari jari jemarinya.

d.     Dapat memberi makan orang banyak dengan makanan yang sedikit.

 

 

Hadist Nabi SAW tentang dzikir yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib r.a. seperti berikut ini :

 

”Hai Ali, barangsiapa yang tiap-tiap hari membaca : Allahumma baarikli fil mauti wa fiimaa ba’dal mauti, artinya : ”Wahai Allah berikanlah berkah kepada saya pada waktu mati dan didalam sesuatu sesudah mati.” Maka Allah tidak akan menghisab (memperhitungkan) apa-apa yang ia kerjakan di dunia. Dan barangsiapa yang membaca takbir seratus kali sebelum matahari terbit dan seratus kali sebelum terbenam, maka Allah menulis baginya pahala seperti seratus orang yang beribadah dan seratus orang yang berjuang di jalan Allah. Dan barangsiapa membaca shalawat untuk aku tiap-tiap hari dan tiap-tiap malam seratus kali maka wajib (pasti) baginya syafaat dari kami dan banyak istighfar itu bagaikan benteng bagi orang-orang taubat dari Neraka. (Dikutip dari Buku : Wasiat Rasulullah SAW kepada Ali Bin Abi Thalib r.a. Alih bahasa : Abdullah Shonhadji hal. 36 dan 37.)

2 komentar:

  1. kisah Nabi Muhammad memang seharusnya kita pelajari dan kita ajarkan kekeluarga kita.

    karena beliaulah teladan yang tak lekang dimakan zaman.

    beliaulah tuntunan kita dan ketika kita bingung akan suatu situasi, maka kembali ke tuntunan Hadis Shahih beliau adalah solusinya.

    bagi yang nyari buku-buku tentang Nabi, ini salah satu-nya. klik >> http://yuk.bi/tf640

    BalasHapus
  2. subhanallah
    baca juga yaa http://blog-mza.blogspot.co.id/2014/02/upacara-dan-pemberian-nama-muhammad.html

    BalasHapus